165 tahun lalu, tepatnya 10 Juni 1859, Wallace tiba di Manado. Kota kecil Manado adalah salah satu kota yang terindah di Timur, tulis Wallace dalam buku laporan perjalanannya berjudul The Malay Archipelago yang terbit tahun 1869.
Alfred Russel Wallace adalah naturalis dari Inggris yang memiliki peran penting dalam dunia Ilmu Pengetahuan Alam dam Evolusi. Dari dialah, Charles Darwin mendapat banyak cerita tentang variasi genetik yang menjadi landasan dalam evolusi.
Dari Tomohon, Wallace menuju ke Rurukan sebuah kampung yang berada di ketinggian sekitar 700 – 900 meter di atas laut. “Desa ini baru dibentuk sekitar sepuluh tahun yang lalu, dan cukup rapi dan tenang, dan sangat indah,” tulisnya. Wallace tinggal di Rurukan beberapa waktu lamanya.
Saat ini FKIK hadir di kampung tempat Wallace datang dan menetap sesaat, meski sempat merasakan gempa dahsyat pada 29 Juni 1859. Dosen, tendik, dan mahasiswa FKIK hadir disana untuk mengeksplorasi desa mungil yang indah di tepi Kota Tomohon.
Tomohon menjadi salah satu laboratorium lapangan di Sulawesi Utara. Naturalis dunia sudah kesengsem pada kota ini dan menetap di Rurukan, tentu ada alasan ilmiah untuk berlama-lama di sini.
Tulisan ini menjadi pembuka, mengapa FKIK mengikuti jejak-jejak Wallace, jawabannya sama, ada alasan ilmiah. Kita nantikan sepak terjang FKIK disana dalam setiap pekerjaan, pelayanan, dan tanggung jawab ilmiahnya.