Sebelum tahun 1800-an, Kabupaten Demak, Kudus, Jepara, dan Pati masih terpisah dengan Pulau Jawa. Akibat sedimentasi di Selat Muria, kini 4 kabupaten tersebut menyatu menjadi satu daratan dengan Pulau Jawa. Menariknya, pulau yang disebut Pulau Muria memiliki sejarah geologi yang menarik didasarkan temuan prasejarah.
CPAS (Center for Prehistory and Austronesian Studies) yang terdiri dari para peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan penelitian di Situs Pati Ayam yang dulu adalah pulau Muria.
Situs Patiayam sangat terkenal di kalangan peneliti Arkeologi dam Geologi, karena banyak temuan prasejarah di sana. Hewan-hewan purba yang sudah memfosil terpendam dan terhampar luas di lereng Gunun Patiayam.
FKIK ikut berkontribusi dalam penelitian di Situ Patiayam yang berkolaborasi dengan CPAS. Riset di Patiayam oleh peneliti FKIK berkaitan dengan ekologi patiayam dari sisi ekosistem dan vegetasi, ada juga penelitian berkaitan dengan kesehatan manusia (penduduk lokal).
Patiayam menjadi laboratorium yang menarik untuk dikulik dari beragam sisi. Ilmu-ilmu di bawah FKIK bisa memberikan kontribusi ilmiah dari riset di tanah purba tersebut.
Riset di Patiayam didukung oleh wakil rektor bidang riset, inovasi, dan kewirausahaan, Prof. Dr. Eko Sedyono, M.Kom yang ikut di lokasi penelitian. Dekan FKIK, Ir. Ferry F. Karwur M.Sc., Ph.D mengatakan jika akan ada beberapa tema penelitian di Patiayam, antara lain dalam bidang; pangan, gizi, kesehatan, dan aktifitas fisik.