Selasa, 25 Juni 2024 Program Studi Gizi FKIK UKSW menggelar kuliah pakar. Dalam kegiatan ini, dihadirkan tiga narasumber dengan kepakaran dan tema-tema riset yang beragam. Pakar yang hadir adalah; Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak, Ir. Ferry Fredy Karwur M.Sc, Ph.D, dan Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho M.Si.
Dalam pengantar kuliah pakar, Gelora Mangalik S.Gz., M.Si, Dietisien selaku Kepala Program Studi Gizi mengungkapkan, jika dalam kuliah pakar ini akan memberikan perspektif baru bagi mahasiswa gizi. Gizi mengambil peranan penting bagi manusia, dari perjalanan awalnya hingga sampai di Nusantara ribuan tahun yang lalu. Paleonutrisi memelajari bagaimana makanan menentukan status gizi seseorang yang nanti dikaitkan dengan genetik manusia berikut dengan mikrobiota dalam saluran cerna manusia. Dari ketiga pakar ini akan ada benang merah keilmuwan yang akan saling melengkapi.
Prof Truman dalam paparannya menyampaikan tentang dua jalur perpindahan/migrasi nenek moyang penduduk Nusantara. Perpindahan ini akan menciptakan variasi manusia, karena adanya interaksi dan perkawinan silang. Kebudayaan yang dibawa ikut serta memberikan kekayaan peradaban manusia, yang bertahan hingga saat ini salah satunya adalah makanan dan domestifikasinya. Dalam penutupnya, disampaikan jika budaya adiluhung nenek moyang kita adalah bukti peradaban yang mencintai dan menjunjung tinggi keberagaman, perdamaian, serta keselarasan dengan alam.
Pemateri yang kedua adalah Ir. Ferry F Karwur. M.Sc., Ph.D yang membawakan tema tentang APOA5 , Hipertrigliseridemia, dan implikasinya pada Precision Nutrition di Indonesia. Hipertrigliserida menjadi salah satu penyakit genetik yakni, atau lebih dikenal dengan kelebihan kolesterol pada darah. Penyakit ini berimplikasi pada akibat yang lebih fatal, seperti penyakit pembuluh darah dan jantung
Analisa genetik menjadi pembuka gerbang informasi dari penyakit ini, apakah diturunkan atau terjadi mutasi gen. Pola hidup dan makan akan memercepat atau memerparah kejadian atau munculnya penyakit ini. Penyakit genetik ini bisa menjadi acuan dalam penanganan gizi masyarakat melalui diet atau pola konsumsi.
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si menilik keberagaman manusia dari keberagaman mikrobiota dalam enterotype. Enterotype adalah klaster atau kelompok bakteri dalam saluran pencernaan (mikrobioma). Setiap individu, atau kelompok tertentu memiliki karakteristik komposisi mikrobiota yang berbeda tergantung dengan budaya makannya.
Ada yang menonjolkan konsumsi makanan karbohidrat akan memiliki enterotype bakteri pendegradasi gula, begitu juga yang konsumsi protein-lemak, serta serta. Mikrobioma akan mempengaruhi performa fisiologi tubuh, salah satunya adalah kejadian obesitas atau gangguan gizi. Mikrobioma bisa dievaluasi dan dikoreksi, sehingga bisa didapatkan komposisi bakteri yang baik.
Kuliah pakar ini ditutup dengan adanya peluang penelitian kolaboratif antara arkeologi, genetika, dan mikrobiologi. Peradaban manusia tidak lepas dari pangan dan budayanya, dan ini masih ada jejaknya yang harus terus dikaji dan diteliti, bisa dari aspek genetiknya juga.