Kuliah Tamu Program Studi S1 Kedokteran FKIK UKSW “Health Promotion and Prevention for Degenerative Diseases”

Program studi Kedokteran FKIK UKSW baru saja menyelenggarakan Kuliah tamu dengan Judul “Health Promotion and Prevention for Degenerative Diseases”. Ketua Program Studi dr. Leonardo Trisnarizki, Sp.DV dalam sambutanya menyampaikan bahwa Tujuan dari kegiatan ini adalah agar mahasiswa Kedokteran tidak hanya menguasai mata kuliah ilmiah Kedokteran namun dapat memahami situasi masyarakat yang kini membutuhkan banyak perhatian. Hal ini sejalan dengan Keuggulan Program Studi Kedokteran UKSW yakni Penyakit-Penyakit degeneratif, Upaya Pencegahan dan Promosi yang dilakukan berdasarkan kasih.

Alasan ini semakin diperjelas dengan Sambutan Ir. Ferry, F. Karwur, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKSW. Ia menyampaikan bahwa saat pendirian Program Studi S1 Kedokteran, pergumulan serius yang harus dijawan adalah “dokter dengan keunggulan apa yang seharusnya dihasilkan UKSW?” Berhadapan dengan pertanyaan ini, dan mempertimbangkan kehadiran UKSW sebagai Universitas Kristen di Indonesia maka Tim mengusulkan keunggulannya pada pelayanan kesehatan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terlular. Blessed in disguise! Usulan ini kurang disarankan assesor waktu itu, namun dengan memperhatikan dokumen akademik yang telah dirumuskan Satgas serta merujuk pada kemunculan penyakit-penyakit metabolik sebagaimana laporan RISKESDAS 2007, 2010, 2013, dan 2018, maka akhirnya diputuskan bahwa Keunggulan Prodi kedokteran FKIK UKSW adalah penyakit-penyakit degeneratif, upaya promotif dan preventif yang dilakukan berdasarkan Kasih. Demikian kenang Pak Dekan.


Penetapan keunggulan Program Studi Kedokteran UKSW menurut Dekan adalah berkat yang luar biasa dan patut disyukuri bagi Universitas Kristen Satya Wacana. Mengapa? Karena begitu besarnya tanggung-jawab yang diemban UKSW melalui penetapan keunggulan Program Studi Kedokteran tersebut. Dekan melanjutkan. “Perhatikan misalnya data PTM khususnya penyakit Diabetes mellitus di Indonesia pada paruh pertama 1980-an prevalensinya berada pada kisaran 1,5% berdasarkan studi di beberapa kota di Indonesia, dalam Riskesdas 2018, penderita Diabetes mencapai 10,9%, dengan pre-diabetes yang jauh lebih besar”. Data ini menunjukkan besarnya ladang pelayanan berada di depan mata lulusan kedokteran UKSW. Menguatkan paparan kondisi PTM di Indonesia sebagai gejalah global, Pak Ferry pun memaparkan data hasil riset prevalensi faktor-faktor risiko penyakit-penyakit kardiometabolik pada anak dan remaja di Amerika Serikat, yakni studi yang dilakukan oleh Asheley Skinner dan kawan-kawan pada Jurnal Imiah Kedokteran terbaik di dunia, yakni New England Journal of Medicine. Slide yang dipaparkan Pak Ferry menunjukkan hubungan yang konsisten antara peningkatan obesitas dan peningkatnya faktor-faktor risiko penyakit-penyakit kardiometabolik pada anak dan remaja, yang berarti bahwa keadaan ini akan menjadi lebih parah dengan pertambahan umur.

Selaku dekan, Pak Ferry menghimbau dan medorong agar prodi kedokteran menerjemahkan keunggulan yang telah ditetapkan ke dalam proses-proses belajar-mengajar, dan memberi motivasi agar mahasiswa belajar dengan giat untuk kelak menjadi dokter lulusan Satya Wacana sebagai “The Best Doctor” di Indonesia. Dan untuk menjadi “The Best Doctor in Indonesia” selain kompetensi normatif, juga lulusan UKSW harus memiliki Roh yang kuat, suatu roh “Kesatyawacanaan”, yang memungkinkan perwujudan Visi Misi Satya Wacana melalui keunggulan yang dimaksud, imbuhnya. Energi dan Roh Satya Wacana ini tentu berkaitan erat dengan makna sebenarnya dari menjadi “creative minority”. Pada akhirnya ia menutup sambutannya dengan berharap agar lulusan Satya Wacana dapat menjadi dokter yang profesional, berfikir inovatif, mampu memimpin dan yakin bahwa pasti bisa membawa sebuah perubahan, pengaruh positif maupun menjadi inspirasi bagi orang-orang disekitar dalam dalam mengupayakan promotif dan preventif pada penyakit degeneratif.

Dalam penutupan sambutan, dekan mengutarakan bahwa dalam konteks sebagaimana diuraikan sebelumnya maka kuliah tamu dengan pembicara pakar, ialah dr. Henry Malcom Frank Palandeng, M.Sc., FISPH, FISCM, SpKKLP dengan pokok bahasan “Health Promotion and Prevention for Degenerative Diseases” adalah sangat tepat, karena pembicara adalah anggota tim Kedokteran UNSRAT, selaku pembina yang mendampingi UKSW dalam pembukaan Program Studi Kedokteran.


Kuliah tamu kemudian resmi dibuka dengan penuh semangat dan antusias baik dari mahasiswa maupun dosen-dosen yang hadir dari berbagai program studi di FKIK UKSW. Moderator pada kuliah tamu ini adalah dosen Program Studi S1 Kedokteran yaitu dr. Indrawan Adhitomo, M.Kes., Sp.KKLP. Paparan dari dr. Henry Malcom Frank Palandeng, M.Sc., FISPH, FISCM, SpKKLP memberi wawasan bagi mahasiswa kedokteran maupun para dosen mengenai apa sebenarnya target utama dari Kedokteran Komunitas dan Kesehatan masyarakat, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mempromosikan kesehatan agar dapat meminimalisir timbulnya penyakit degeneratif. Ia memberi informasi mengenai fakta akan kondisi kesehatan yang ada, kemudian upaya promotif serta pencegahan yang dapat dilakukan dari segi pelayanan kesehatan primer. Dengan pemaparan ini ia juga menyampaikan bahwa tenaga medis ikut berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tentu dengan cara mensupport program-program kesehatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Pada akhirnya ia juga memiliki harapan yang sama dengan Pimpinan FKIK UKSW maupun Kepala program studi bahwa apa yang diberikan saat kuliah tamu ini dapat menjadi bekal untuk bahan pembelajaran mahasiswa kedokteran FKIK UKSW baik angkatan 2023 maupun 2024, agar ketika terjun ke lapangan nanti bisa memberi dampak positif, dengan keyakinan bahwa pencegahan penyakit degeneratif dapat dilakukan asalkan tenaga kesehatan mampu memikirkan upaya-upaya inovatif, memperluas ilmu pengetahuan dan memiliki kepakaran-kepakaran di bidangnya serta tetap melayani dengan penuh kerendahan hati. Hiduplah garba Ilmiah Kita.

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp