Promosi di Pontianak, FIK UKSW Kenalkan Solusi Penanganan Limbah Industri

Sabtu, 11 Januari 2025, hari kedua pameran di SMA Santo Paulus Pontianak, Kalimantan Barat menjelang pembukaan pukul 8 pagi sudah penuh sesak pengunjung. FIK dan Divisi Promosi UKSW 30 menit sebelumnya sudah datang untuk menggelar brosur, poster, dan souvenir-souvenir dari UKSW sebagai bahan promosi.

Dhanang Puspita, dari program studi Teknologi Pangan FIK mengenalkan beberapa produk dengan konsep zero waste atau non product output (NPO). Sistem produksi yang demikian, mengupayakan tidak ada limbah dari bahan baku produksi.

Salah satu produk yang ditampilkan adalah selai durian dan tempoyak. Produk ini menggunakan daging buah durian yang diolah dam difermentasi. Dari produksi ini akan meninggalkan limbah beruba biji dan kulit durian. Jika dibiarkan, maka limbah tersebut akan menjadi masalah lingkungan.

Melalui mata kuliah pengolahan limbah kulit durian dikarbonasi menjadi arang. Arang kemudihancurkan dan diayak. Biji durian akan digiling untuk dijadikan pasta, dimana pasta akan digunakan sebagai perekat serbuk arang. Dengan mesin ektruder, campuran tersebut akan dicetak menjadi briket arang.

Briket arang kemudian diuji dan dibandingkan dengan arang konvensional dari kayu. Briket arang kulit durian memilki kekerasan lebih tinggi dibanding arang kayu, tidak mengeluarkan asap dan mampu bertahan hingga 40 menit, sedangkan arang maksimal di 25 menit.

Siswa yang hadir nampak terpukau, terlebih saat ini di pontianak sedang musim durian dan limbah kulit dan biji durian melimpah dan bisa didapatkan secara cuma-cuma. Teknologi pangan tidak sekedar berbicara pengolahan pangan, juga memikirkan dampak yang muncul dan salah satunya limbah. Briket arang menjadi salah satu solusinya.

Bagikan:
Facebook
Share
WhatsApp