Hari kedua promosi di Ketapang, FIK UKSW mendapat presentasi di tengah hari. Siswa SMA Santo Yohanes terlihat sudah lelah dimana dari pagi harus mendengarkan presentasi dari puluhan perguruan tinggi yang mengikuti pameran pendidikan.
“Teman-teman, bayangkan sekarang ada aroma ayam bakar atau sambal terasi, apa yang terbayang dalam benak kalian? “, Dhanang menanyakan secara random kepada siswa. Semua sepakat menjawab ” Bikin lapar dan enak”.
“Teman-teman, dengan hanya membayangkan aroma saja, kalian sudah memiliki persepsi tentang makanan, yakni enak dan lapar, bagaimana kalau aroma betulan” Dhanang memberikan respon dari jawaban anak-anak SMA kelas 12 ini.
Dhanang lalu meminta 3 siswa maju kedepan dan secara acak Dhanang mengambil botol vial berisi cairan. “Ayo tebak aroma apa ini, lalu jangan sebutkan namanya tetapi deskripsikan dengan kata-kata, nanti kalau benar saya kasih hadiah dan siswa yang bisa menebak deskripsinya juga saya kasih hadiah”.
Aroma wangi, dibuat bumbu, dari tumbuhan, warnanya hijau, daunnya panjang, mirip rumput ilalang, siswa mendeskripsikan aromnya. Lalu ada satu siswi angkat tangan “sereeeh”. ” Betul, betul, betul, ya masing-masing dapat tumbler” kata Dhanang.
Inilah cara Kaprodi Teknologi Pangan UKSW membina suasana disaat siswa moodnya sudah turun. Mereka diajak bermain kuis sambil menebak aroma yang dibawa Dhanang dalam botol-botol kecil.
Dhanang menjelaskan jika aroma ini adalah bagian dari mata kuliah Teknologi Flavor dan aroma. Siswa diajak mengenal aroma, cara mengekstrak, dan pemanfaatannya. “Aroma menjadi salah satu penentu dari persepsi seaeorang terhadap makanan, dan kita bisa melalukan intervensi terhadap aroma pada makanan”.
Tidak terasa 30 menit siswa diajak bermain dengan aroma seperti; lemon, sintronela, salam, apel, cengkih, pala, daging asap, bawang, kayu manis, dan karamel. “Pak saya tertarik dan daftar Tekpang bagaimana caranya?”